16 September 2024
Tradisi "Dikili" Pada Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Gorontalo.
by Admin 16 September 2024
 
                                             
                                        Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Agung Baiturrahim Kabupaten Pohuwato. (Foto : Mohamad Halid)
TAGPOHUWATO.ID - Dikili merupakan sebuah tradisi masyarakat Gorontalo yang dilaksanakan pada setiap kali perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat Gorontalo sudah sejak zaman dahulu kala hingga saat ini. Diperkirakan tradisi ini sudah ada sejak abad ke-17, saat Islam mulai masuk ke Bumi Hulondalo.
Dikili jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu zikir. Dikili sendiri yaitu berupa lantunan sholawat dan doa kepada Nabi Muhammad SAW atas kelahirannya. Selain berisi doa, dikili pula berisi tentang kisah-kisah kenabian.
Prosesi dikili dimulai setelah sholat isya, kemudian dijeda saat subuh, kemudian dilanjutkan hingga pagi hari sampai jam 9 atau jam 10. Lokasi pelaksanaan dikili yaitu di masjid-masjid yang ada di Gorontalo.
Ada yang unik pada naskah dikili, dimana bagi sebagian warga muslim Gorontalo memiliki kesulitan dalam membacanya. Selain tanpa harakat, bahasa Arab umumnya tidak akan dijumpai huruf e, o , dan ng. Namun pada naskah dikili huruf tersebut banyak dijumpai. Itulah sebabnya, para pelantun dikili biasanya merupakan orang-orang tua yang memiliki ilmu agama yang mumpuni.
Para pelantun dikili biasanya teridiri dari pria dan wanita. Mereka pun tidak harus dari warga sekitar, namun bisa didatangkan atau diundang dari masjid dan kampung lain. Jumlah pelantun bisa sampai puluhan hingga ratusan orang dalam satu kali prosesi dikili.
Tolangga atau Walima adalah wadah atau tempat untuk menata berbagai macam jenis kue dan olahan makanan tradisional lainnya.
Dari segi bentuk, oleh masyarakat walima dibuat dalam berbagai macam bentuk seperti menara masjid dan perahu. Ini menggambarkan aktifitas dan pola kehidupan masyarakat yang sebagian besar merupakan nelayan.
Seiring perkembangan zaman, walima mengalami sedikit perubahan baik dari segi hiasan dan isinya, seperti makanan ringan kemasan, mie instan, minuman kopi, saset dan botol.
Kemudian didalam tolangga ada yang namanya toyopo, biasanya terbuat dari anyaman daun kelapa kemudian dibuat loyang berbentuk bulat.
Setelah didoakan di masjid, kemudian penganan tolangga dibagikan kepada para pelantun dikili, tamu dan pejabat, serta masyarkat yang hadir.
Tradisi dikili tetap menjadi bagian yang penting dari kehidupan masyarakat Gorontalo, memadukan nilai-nilai keagamaan dengan budaya lokal yang kaya dan bersejarah. Upaya untuk melestarikan dan mengajarkan tradisi ini kepada generasi muda diharapkan dapat terus menjaga warisan budaya yang berharga ini.
Untuk info lebih, silahkan follow 
akun sosial media kami
 Tag Pohuwato
 Tag Pohuwato
                                 Tag Pohuwato
 Tag Pohuwato
                                 Tag Pohuwato
 Tag Pohuwato
                                 Tag Pohuwato
 Tag Pohuwato
                                Berita Populer
 
         
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                             
                             
                            